SINOPSIS :
Pasukan "Kompeni" (Sebutan populer rakyat nusantara untuk pasukan penjajah Hindia Belanda kala itu, tidak hanya untuk VOC) mengobrak abrik rumah warga untuk mencari Jaka Sembung (Barry Prima) yang kian meresahkan Kompeni karena sepak terjangnya. Merasa kewalahan untuk mencari Jaka Sembung, akhirnya Komandan Kompeni Kapten De Mandes (Gino Makasutji) mengadakan sayembara bagi para jago-jago persilatan untuk mencari jagoan kuat, dimana pemenangnya akan mendapatkan hadiah 100 ringgit. Sayembara tersebut akhirnya dimenangkan oleh Soca Indrakusuma alias "Si Buta dari Gunung Iblis" (Advent Bangun), seorang jagoan sakti penderita tunanetra yang misterius. De Mandes kemudian menjanjikan lebih banyak uang untuk Si Buta supaya menangkap Jaka Sembung. Namun Si Buta menghendaki 1000 ringgit jika berhasil menangkap Jaka Sembung, yang disetujui oleh De Mandes. Akhirnya dilakukanlah pencarian Jaka Sembung dengan dibantu oleh pasukan De Mandes. Di suatu persawahan Jaka Sembung yang ditantang oleh Si Buta akhirnya keluar dari persembunyian dan terjadilah perkelahian antara keduanya. Si Buta sendiri dari awal sayembara hingga saat berhadapan dengan Jaka Sembung selalu dibayangi oleh teliksandinya, Dewi Magi (Sri Gudhi Sintara) yang memberikan bantuan informasi tentang Jaka Sembung.
Akhirnya Si buta berhasil mengalahkan Jaka Sembung dan
memenggal kepalanya untuk diserahkan pada De Mandes. Merasa yakin, De Mandes
merasa tidak rela untuk menyerahkan 1000 ringgit uang emas pada Si Buta.
Setelah menyerahkan uang, De Mandes memerintahkan seorang jagoan untuk
menyerang Si Buta hingga terluka parah. Si Buta berhasil mengalahkan jagoan
tersebut, namun terluka parah. Si Buta ditolong oleh Dewi Magi yang selama ini
menyimpan hati padanya, dan ketika pingsan Dewi Magi yang telah bernafsu
akhirnya menciumi dan menggauli Si Buta dengan nafsu, namun ketika sadar Si
Buta menolak dan marah karena cintanya telah ikut terkubur bersama mantan
kekasihnya yang telah meninggal. Dewi Magi marah dan sebagai gantinya meminta
uang hadiah dari De Mandes untuk dirinya. Namun Si Buta menolak dan terjadilah
saling baku hantam dengan kemarahan Dewi Magi yang membuat Si Buta yang terluka
tidak bisa berbuat apa-apa.
Saat itulah muncul Jaka Sembung yang ternyata masih hidup
bersama teman-temannya untuk menolong dan membawa Si Buta ke padepokan gurunya,
Ki Sapu Angin (Syamsuddin Syafei).
Setelah sembuh, Si Buta menyerahkan uang 1000 ringgit tersebut untuk perjuangan
rakyat melawankompeni. Si Buta menceritakan bahwa yang dikalahkan dan dipenggal
kepalanya bukanlah Jaka sembung yang sebenarnya, akan tetapi kepala
seekor kambing yang
terlihat menyerupai muka Jaka Sembung karena bantuan sihir Dewi Magi.
Si Buta akhirnya bergabung dengan padepokan Jaka Sembung. Sementara itu Dewi
Magi yang kecewa pada Si Buta akhirnya mendatangi markas kompeni dan
memberi tahu perihal masih hidupnya Jaka Sembung. De Mandes marah karena ia
telah dikelabui oleh Si Buta dengan hanya kepala kambing. Akhirnya Dewi Magi
bekerjasama dengan pasukan De Mandes untuk membunuh Si Buta dan Jaka Sembung
dengan mengandalkan ilmu sihirnya.
Situasi bertambah rumit ketika suatu malam terjadi pencurian
kotak uang hadiah De Mandes dari padepokan Jaka Sembung yang tidak terlihat
pelakunya. Si Buta yang tajam penciuman dan pendengarannya berhasil
menghalanginya. Jaka Sembung yang sedang tidur kaget karena tidak bisa melihat
siapa pencuri yang
tidak terlihat tersebut. Akhirnya melalui penciumannya Si Buta berhasil
mengetahui bahwa pencurian itu adalah perbuatan Dewi Magi. Dewi Magi berhasil
ditangkap dan dilukai, namun meloloskan diri. Dewi Magi yang sedang terluka
parah menemui gurunya (WD Mochtar) dan berhasil menyembuhkan lukanya.
Setelah sembuh, Dewi Magi meminta bantuan gurunya untuk
menangkap Kinong, adik dari Si Buta, untuk mendapatkan dua umpan, Jaka Sembung
dan Si Buta sekaligus. Dewi Magi adalan pemimpin sebuah perguruan wanita liar
yang semua anggotanya menyimpan dendam pada laki-laki. Mereka gemar menculik
laki-laki untuk dijadikan pemuas nafsu birahi sebelum dilempar mati ke sebuah
sumur maut yang berisi ular. Demikian juga nantinya nasib Kinong yang di gantung
sebagai umpan di atas sumur maut tersebut.
Jaka yang datang seorang diri tidak bisa berbuat apa-apa
melihat Kinong berada diatas sumur maut, namun kedatangan Si Buta dan guru Jaka
berhasil membantu Jaka dalam menyelamatkan Kinong. Dewi Magi dan murid-muridnya
kewalahan menghadapi Jaka Sembung dan Si Buta, hingga ia meminta bantuan
gurunya dan De Mandes. Kedatangan guru Magi ternyata mampu membuat kewalahan
Jaka Sembung dan gurunya. Setelah pertarungan sengit, akhirnya mereka mampu
mengalahkan guru Dewi Magi. Kemudian datanglah pasukan kompeni yang
dipimpin De Mandes dan Dewi Magi menembaki mereka. Saat itulah muncul Bajing
Ireng (Zurmaini) yang kemudian membantu
Jaka Sembung. Kedatangan Bajing Ireng mampu membuat pasukan kompeniDe
Mandes kalang kabut, namun Bajing Ireng tertembak oleh pasukan kompeni.
Sementara itu De Mandes hendak memanfaatkan kekacauan ini untuk membunuh semua
musuhnya dengan sekali tepuk. De Mandes mengarahkan meriam penghancur ke arah
Si Buta dan kawan-kawannya. Dewi Magi mengetahui rencana licik tersebut dan
karena cintanya pada Si Buta yang sebenarnya masih tulus, dia mengorbankan
dirinya dengan menerima peluru meriam penghancur. Dewi Magi akhirnya tewas oleh
peluru meriam yang
di sulut Kapten De Mandes. Kesadaran akan perbuatannya yang salah telah
didapatnya walaupun terlambat, sedangkan Si Buta, Jaka Sembung, Ki Sapu Angin
dan Bajing Ireng selamat untuk meneruskan perjuangan mereka melawan penjajah.
CUPLIKAN FILM :
0 komentar :
Posting Komentar