SINOPSIS :
Perang saudara yang disebut Perang Paregreg telah membuat
Majapahit kehilangan kewibawaan. Keadaan kacau, rakyat menderita. Banyak bupati
yang ingin menggantikan Majapahit. Dalam keadaan seperti ini agam Islam mulai menyebar
di Jawa. Para wali yang dikenal sebagai Wali Songo banyak yang mendirikan
pesantren. Di antaranya adalah Sunan Kalijaga.
Dalam keprihatinan itu ada yang mengusulkan untuk menyerang
saja Kerajaan Majapahit, lalu pusat kerajaan dipindahkan ke Bintoro. Apalagi
mereka sudah punya calon kuat: Raden Patah. Sunan Kalijaga menentang usul itu,
dengan alasan bahwa Raja Majapahit tidak pernah mengganggu kegiatan para wali
menyebar agama Islam.
Kemudian muncul masalah baru. Seorang wali yang cukup
dikenal yakni Syech Siti Jenar telah menyeleweng dari ajaran Islam. Syech Siti
Jenar mengaku dirinya sebagai Allah seperti ajaran terkenalnya manunggaling
kawula gusti. Maka para wali memanggil Syech Siti Jenar. Hukuman bagi Syech
Siti Jenar harus dilakukan. Sesudah sidang para wali itu, Sunan Kalijaga
mengikuti kepergian Syech Siti Jenar, dan terjadi adu kesaktian, hingga
akhirnya Syech Siti Jenar pasrah. Ia dihukum pancung.
Di akhir film ini tiba-tiba muncul tokoh tua yang bercerita
pada serombongan anak-anak tentang akhir Siti Jenar itu. Ada maksud sutradara
untuk menempatkan kisah ini dalam konteks sosial-politik saat itu: soal
penyebaran agama Islam di tengah masyarakat Hindu saat itu, soal pertentangan
Sunan Kalijaga dengan wali lain mengenai cara penyebaran agama dan soal konflik
dan intrik politik saat itu. Bahkan sempat disinggung bahwa Jenar akan membantu
Pengging, salah satu raja yang terlibat dalam intrik itu.
CUPLIKAN FILM :
0 komentar :
Posting Komentar