SINOPSIS :
Jaka (Barry Prima) anak seorang abdi di sebuah Kadipaten mencintai tuan putri Adipati Buntaran Nila Sari (Niena Karina). Hubungan dua insan manusia ini di lakukan secara diam-diam agar tidak di ketahui oleh ayah Sari. Jaka Seringkali melompati pagar untuk masuk ke keputren untuk bertemu dengan Sari. Suatu hari ketika dua insan itu sedang bertemu, Adipati Buntaran memergoki perbuatan jaka. Buntutnya Jaka ditangkap, namun ia berhasil meloloskan diri. Sementara ibunya merupakan abdi Kadipaten akhirnya harus di pecat dari pekerjaannya.
Karena tidak disetujui oleh Ayahanda Sari, Jaka menjadi pemabuk dan sering mengganggu perempuan yang dianggap sebagai Sari. Ia juga sering mabuk-mabukan di warung sehingga di juluki Jaka Tuak oleh orang-orang. Jaka berbuat keributan. Perkelahian pun terjadi. Secara diam-diam ada seorang tua, Wilatikto(Wingky Harun) yang sedang memperhatikan perkelahian Jaka. Sementara itu Ibu Jaka mati dibunuh oleh Boma (Joseph Hungan) pengawal kepercayaan Adipati ketika ia mendapati Sari mendatangi rumah Jaka. Jaka kaget dibuatnya dan marah namun ia tidak tahu siapa pembunuhnya. Untuk melampiaskan kemarahan, ia mendatangi kadipaten dan berkelahi dengan Boma. Jaka kalah dan dibuang ke jurang. Namun akhirnya ia di tolong oleh Wilatikto yang akhirnya menjadi gurunya.
Sementara itu, Adipati Buntaran kedatangan tamu Raden Citraksa (Rudy Wahab) yang telah di jodohkan untuk menjadi suami Nilasari. Maka di suruhlah Boma untuk memanggil Sari. Kesempatan ini di ambil oleh Boma untuk mengutarakan isi hatinya pada Sari kalau selama ini ia mencintainya. Dengan terang-terangan Sari menolaknya. Dengan alasan tidak enak badan, Boma akhirnya menyampaikan kalau tuan puteri tidak mau menemui Raden Citraksa walaupun itu hanya alasan Boma untuk menutupi perbuatannya yang telah membuat Sari marah.
*****
Di lain tempat Pangeran Wisnu dan Dewi Ratih mendatangi mpu Sedah untuk menyerahkan peta harta karun. Namun sayang sekembali dari rumah mpu sedah, ia di bunuholeh Citraksa yang ingin menguasai harta karun tersebut. Citraksapun datang ke kediaman Mpu Sedah untuk meminta peta dari Pangeran Wisnu. Mendapat kepercayaan dari pangeran Wisnu, mpu Sedah tidak mau menyerahkan peta tersebut pada orang yang tidak berhak. Perkelahian pun terjadi, namun Mpu Sedah berhasil lolos dan menyerahkan peta tersebut pada kakak seperguruannya Wilwatikto untuk meminta petunjuk pada kakek Resi yang tinggal di bukit kendalisada. Wilwatikto menyuruh Jaka untuk membawa Peta pada Resi gurunya.
Perebutan Harta Karun tersebut ternyata juga menjadi daya tarik bagi Breh Pitaloka ayah dari Citraksa yang segera mengirimkan surat pada Adipati Buntaran untuk melancarkan usahanya. Namun surat tersebut dibuat samar agar tidak mencurigakan.
***
Sari hilang dari kamarnya. Ayah dan Ibunya di buat bingung. Sementara Sari Sendiri menyusul kepergian Jaka setelah ia menemui di goa tempat Jaka berguru, namun Sari tidak menemuinya. Sari akhirnya bertemu Jaka setelah diberi petunjuk oleh Wilwatikto kemana perginya Jaka. Sebelumnya ditengah perjalanan Sari bertemu dengan Pandu yang pura-pura akan ke tempat yang sama sehingg mereka berjalan beriringan. Ketika sedang beristirahat, Jaka di beri tuak oleh Pandu hingga mabuk. Saat mereka tertidur Pandu yang pura-pura ikut mabuk mencuri peta harta karun tersebut. Maka hilanglah peta tersebut tatkala pagi tiba, Jaka baru tersadar.
Namun Pandu tidak lama memegang peta tersebut, karena peta tersebut di rebut oleh Citraksa dibantu Boma. Perebutan peta harta karun tidak berhenti sampai disitu, Citraksa dan Boma akhirnya terlibat perebutan peta harta karun tersebut karena masing-masing ingin memilikinya. Boma berhasil memenangkan pertarungan. Namun akhirnya peta tersebut kembali ke pemiliknya Jaka. Boma dapat di lumpuhkan oleh Jaka. Sedangkan Sari akhirnya mendapat restu dari Adipati Buntaran untuk mencintai Jaka.
CUPLIKAN FILM :
0 komentar :
Posting Komentar