SINOPSIS :
Seorang anak priyayi yang bernama Raden Mas Said tercenung melihat sebuah keluarga miskin, yang seluruhnya menderita penyakit busung lapar. Merasa prihatin akan kondisi ini, anak ini memutuskan turun tangan untuk menolong mereka. Ia diam-diam mengambil sekantong makanan darilumbung persediaan milik orangtuanya. Sayangnya jalan pikiran kaum dewasa tak mampu mencerna niat mulia sang anak.
Seorang anak priyayi yang bernama Raden Mas Said tercenung melihat sebuah keluarga miskin, yang seluruhnya menderita penyakit busung lapar. Merasa prihatin akan kondisi ini, anak ini memutuskan turun tangan untuk menolong mereka. Ia diam-diam mengambil sekantong makanan darilumbung persediaan milik orangtuanya. Sayangnya jalan pikiran kaum dewasa tak mampu mencerna niat mulia sang anak.
Orangtua
Raden Mas Said, Tumenggung Wilarikta -
petinggi Majapahit di
wilayah Tuban -
memergoki aksi itu. Di mata Wilarikta, perbuatan putra sulungnya adalah suatu
bentuk penjarahan dan itu tak bisa dimaafkan olehnya. Raden Mas Said pun
akhirnya diberi hukuman disekap di gudangmakanan
tersebut. Sejak kejadian itu, Raden Mas Said tak lagi betah di rumahnya.
Setelah
kejadian tersebut ia berkelana dari satu daerah ke
daerah lain. Sepanjang perjalanan, Raden Mas Said melihat sendiri betapa
banyaknyakorupsi dan
penyelewangan kekuasaan yang dilakukan oleh para lurah yang
diberi mandat untuk memerintah di
daerah kekuasaan masing-masing, dan akibatnya betapa tertindasnya rakyat oleh
perbuatan itu. Tapi ketika ia melaporkan apa yang dilihatnya kepada sang ayah, sekali lagi dunia
tak berpihak padanya. Raden Mas Said justru dituding sebagai menyebarkan fitnah yang
tidak-tidak.
Raden
Mas Said akhirnya menjalani hidup sebagai perampok. Beruntung ia kemudian
berjumpa dengan Sunan Bonang, yang berhasil menginsyafkannya,
sekaligus menjadi gurunya.
Raden
Mas Said diperintahkan untuk melakukan tapa di
pinggir kali dan
menjaga tongkat Sunan Bonang, hingga Sunan Bonang datang menemuinya untuk
mengambil tongkatnya. Penantian panjang di tepian kali itu - hingga lumut dan akar tumbuh
menyelimuti tubuhnya - menyebabkan Raden Mas Said memperoleh nur, cahaya Ilahi. Tapanya
bertahun-tahun itu memberinya gelar Sunan Kalijaga.
CUPLIKAN
FILM :
0 komentar :
Posting Komentar