SINOPSIS :
Film Bandung lautan api adalah sebuah film yang berlatar dari peristiwa Bandung lautan api yang terjadi pada 24 Maret 1946. Film berlatar perjuangan putra putri Indonesia yang di bumbui dengan kisah cinta segitiga antara Hidayat (Dicky Zulkarnaen), Nani (Christine Hakim) dan Priatna (Arman Effendy).
Hidayat (Dicky Zulkarnaen) dan Nani (Christine Hakim) adalah
orang-orang yang kerja di Radio Bandung. Nani juga menjadi anggota PMI
untuk perjuangan Indonesia. Setelah Proklamasi Berkumandang yang juga di
teruskan oleh Radio Bandung, maka rakyat pun bergembira. Pekik Merdeka
bersautan dimana-mana. Pasukan Jepang yang berjaga-jaga di tarik. Antara
Hidayat dan Nani sering berselisih paham, karena Hidayat selalu meras a benar
dan menang sendiri seolah meremehkan orang lain. Hidayat lebih mengedepankan
perjuangan melalui otak tidak hanya lewat fisik. Adalah Priatna, pejuang bekas
tentara PETA yang juga ikut berjuang mengamankan radio Bandung ketika
mengumandangkan proklamasi kemerdekaan. Priatna berhasil mencuri perhatian Nani
pada pandangan pertama. Sementara Hidayat selalu membandingkan antara Priatna
dengan dirinya, kalau Priatna selalu mengedepankan perjuangan fisik sedangkan
Hidayat melalui otak.
Pasca Proklamasi Kemerdekaan, di bentuklah BKR (Badan
Keamanan Rakyat) yang di sambut antusias oleh pemuda-pemuda Bandung untuk
mendaftarkan diri termasuk juga Hidayat yang juga seorang mantan PETA, termasuk
juga dengan Priatna yang masuk ke BKR. Antara Priatna dan Hidayat
terdapat perbedaan bagi bawahannya. Hidayat masuk ke BKR dan di tunjuk menjadi
salah seorang komandan kompi. Penunjukkan ini mendapat tentangan dari sebagian
orang yang tidak setuju, namun demi perjuangan merebut kembali Indonesia untuk mengusir
Belanda yang membonceng sekutu, Priatna berhasil meredam ketidaksetujuan di
beberapa kalangan.
Sementara itu Nani pulang ke kampungnya dengan mengajak
Priatna. Namun kedatangan Nani tidak disambut gembira oleh ayahnya, seorang
antek Belanda. Ayahnya menginginkan Nani untuk pulang ke desanya dan menjadi
guru, Ia merasa kalau kehidupan yang Nani peroleh karena peran Belanda sudah
sangat cukup, daripada harus berjuang. Namun Nani berjanji pada ayahnya akan
tetap membela Indonesia meski ayahnya hanya mementingkan diri sendiri dengan
mengabdikan hidupnya untuk penjajah. Nani pun kecewa. Ia kembali ke markas.
Di markas BKR, Hidayat mengendus adanya pertemuan dari pihak
musuh. Dengan membawa beberapa pejuang, Hidayat di tugaskan untuk mengintip dan
mendengarkan isi pembicaraan mereka. Namun Hidayat dan kawannya berhasil di
ketahui maka terjadilah baku tembak, hingga akhirnya seluruh peserta pertemuan
yang hadir tewas terembak termasuk juga ayah Nani yang ikut dalam pertemuan
tersebut. Setelah tahu ayah Nani tertembak, Hidayat marah, karena telah terjadi
kesalah pahaman antara dirinya yang menyuruh menghabisi mereka dengan Jarot
yang telah menembaki mereka secara membabi buta. Namun Hidayat dengan jantan
mengakui kesalahannya pada Nani. Sementara itu Nani tetap ikut berperan
aktif di PMI.
*****
Mendaratnya sekutu di Indonesia telah di setujui oleh
pemerintah pusat. Wilayah Bandung utara disuruh untuk di kosongkan. Dan
pemerintah Pusat juga telah menyetujui sekutu untuk membawa tawanan di daerah
Bandung Selatan. Pemerintah kota Bandung tidak bisa berbuat apa-apa. Namun
pejuang-pejuang yang berada di wilayah Bandung Selatan tidak mau mendengar
perintah dari pusat karena kuatir dengan dibawanya tawanan perang, maka Belanda
dengan leluasa akan bertindak semena-mena. Priatnya yang di tugaskan di Wilayah
Bandung Selatan juga tidak bisa meredam kemarahan rakyat, hingga terjadilah
pertempuran sengit. Para pejuang dapat di pukul mundur. Kekalahan ini menjadi
bahan cemoohan oleh Kompi Hidayat yang di tugaskan di Bandung Utara karena di
anggap tidak menggunakan strategi yang bagus. Terjadi sedikit ketegangan antara
Kompi Priatna dan Kompi Hidayat.
Priatna menolak Kompi Hidayat untuk turut serta melakukan
serangan dan ingin membuktikan pada Hidayat, namun Hidayat bersikeras karena
meski ia tidak biasa berjuang secara fisik, namun ia juga mampu untuk berjuang
dan tidak hanya bisa ngomong saja. Dalam pertempuran tersebut Hidayat
tertembak. Ia di tolong Priatna untuk di bawa ke kamp PMI. Hidayat di rawat
oleh Nani yang sesungguhnya ia cintai. Namun jiwa besar Hidayat, akhirnya ia
menyuruh Nani untuk menemui Priatna dengan pakaian terbagusnya. Hidayat dengan
berbesar hati menyuruh Nani untuk menemui Priatna yang ia cintai.
Akhirnya setelah menolong Hidayat, Nani buru-buru minta di
antarkan ke wilayalah utara untuk mengambil baju yang di simppan di rumah
ibunya. Sementara itu kekalahan yang kali ini di derita juga di sinyalir
akibat adanya pengkhianat diantara para pejuang. Setelah ditangkap orang yang
di curigai, komandannya menjamin bahwa bukan dialah orangnya. Ia mengaku malam
sebelumnya ke wilayah perbatasan utara hanya untuk mengantar Nani. Maka
tertuduh utama kini beralih ke Nani. Nani bersama Jarot salah seorang bawahan
kompi Hidayat yang sedang menghampiri Priatna akhirnya di hadang dan dituduh
menjadi pengkhianat. Setelah menganggap Nani adalah Pengkhianat, maka Priatna
menembakkan pelurunya untuk ditujukan padanya. Namun sayang sekali peluru tidak
mengenai Nani, tapi Jarot. Nani disuruh lari oleh Jarot. Akhirnya semua terkuak,
kalau Nani bukanlah pengkhianat. Ia pergi ke wilayah utara malam-malam hanya
ingin mengambil baju di rumah ibunya dengan tujuan untuk memakai baju bagus
untuk menemui Priatna. Namun sayang sekali Jarot sudah tertembak dan Nani telah
lari pergi. Priatna hanya membeku karena telah salah menerka.
Perlawanan para pejuang Bandung meresahkan Sekutu, sehingga
sekutu memberi ultimatum pada para pejuang untuk mundur. Namun hal ini di jawab
oleh para pejuang dengan membumihanguskan kota Bandung . Pembakaran di mana-mana.
Termasuk rumah keluarga Nani ikut terbakar. Nani dan Ibunya tidak mau keluar
dari rumah, Ia lebih memilih mati tertembak oleh musuh, namun meski awalnya
menolak, Nani akhirnya mau menuruti untuk keluar dari rumah yang hampir roboh
karena api setelah di bujuk oleh Jarot. Sementara itu Hidayat yang terkena luka
tembak akhirnya meninggal.
CUPLIKAN FILM :
TRAILER :
0 komentar :
Posting Komentar