SINOPSIS :
Setiap negara pasti mempunyai dongeng klasik baik Indonesia,
India atau Amerika, demikian juga halnya China. Konon China mempunyai kisah
dongeng yang banyak sekali jumlahnya melebihi negara-negara lainnya dan salah
satunya diangkat menjadi film ini. Diadaptasi dari dongeng karya sastra
berjudul Kisah Aneh Liao Zhai yang ditulis oleh Pu Song Ling pada abad ke-17.
Karya sastra tersebut merupakan kumpulan cerita-cerita pendek yang ditulis
selama 30 tahun dan salah satunya berjudul Lukisan Dinding (Mural).
Film ini berkisah tentang tiga orang laki-laki yaitu Zhu
Xiao Lian, Hou Zia dan Meng yang masuk ke dalam lukisan dinding dan menuju ke
dunia lain, entah itu sorga atau entah itu neraka. Di dalam dunia tersebut
hiduplah peri-peri wanita yang cantik-cantik namun tidak ada satu priapun yang
tinggal disana. Kalaupun ada, tak lebih dari seorang monster yang kelasnya
lebih rendah dari seorang peri.
Zhu Xiao Lian (Chao Deng) adalah seorang pelajar yang akan
menuju ibukota negara untuk mengikuti ujian sebagai pejabat. Karakternya
digambarkan agak sedikit angkuh dan bossy dan kalau menjadi pejabat akan
korupsi. Hou Zia (Bei Er Bao) adalah pelayan Zhu yang mendampingi kemanapun
perginya sang tuan, taat dan patuh pada perintah. Sedangkan Meng (Collin Chao)
adalah seorang penjahat yang akan merampok Zhu.
Penonton diajak memasuki dunia fantasi para peri dalam suatu
kerajaan yang dipimpin oleh seorang ratu yang kejam terutama terhadap
laki-laki. Keindahan alam, interior dan eksterior kerajaan cukup indah
dipandang mata. Pakaian dan tata busana serta tata rias yang digunakan juga
menarik. Perkelahian dan teknik bertarungnya bagus serta menampilkan
kesaktian yang mantap. Spesial efek yang mumpuni dengan bantuan CGI
(Computer Generated Imagery) yang terlihat sangat halus dan setara dengan
produksi Hollywood. Terutama dalam penggambaran kura-kura, terasa hidup dan
nyata.
Beberapa kekurangan yang ada yaitu Zhu dan kawan-kawan masuk
ke dunia lain melalui pintu disamping lukisan. Seharusnya mereka masuk melalui
lukisan itu sendiri, itu lebih menggambarkan tema yang diusung film itu
sendiri. Demikian juga pada saat Zhu masuk menuju dunia manusia, yang pertama
digambarkan dengan tembok yang berlubang namun yang kedua digambarkan dengan
cahaya putih yang berkilau. Seharusnya konsisten kalau cahaya putih ya cahaya
putih terus yang divisualisasikan.
Melihat film ini anda akan tertawa karena ada adegan yang
bersifat komedi dan lucu, walaupun demikian suatu saat anda akan menangis
karena adegan yang bersifat melankolis dan tragis. Anda juga akan disuguhi
filsafat-filsafat hidup yang sangat berguna terutama tentang Cinta.
Banyak cinta dalam film ini dan juga suatu teka-teki yang
digambarkan secara sederhana. Mudan (Shuang Zheng) adalah seorang peri yang
jatuh cinta kepada Zhu karena dialah yang mengajaknya ke dunia lain dan
merupakan cinta pada pandangan pertama demikian juga Zhu. Namun ternyata Zhu
merasa tidak ada getaran chemistry yang timbul. Dan secara tak sadar cintanya
timbul kepada Shao Yao (Betty Sun) seorang kepala pengawas peri. Tapi apakah
Shao Yao cinta kepada Zhu ? Yang jelas Elang Mas diam-diam mencintai Shao Yao
bahkan rela mengorbankan nyawanya demi Shao Yao.
Film ini memberi pembelajaran tentang cinta yaitu anda tidak
akan mengerti tentang cinta kalau anda tidak pernah menderita karena cinta.
Mencintai seseorang tidak harus memiliki orang tersebut. Bila anda mencintai
seseorang maka utarakanlah kepadanya dan jangan disimpan dalam hati. Kekuasaan
dan kekuatan tidak membuat orang bahagia tetapi cinta bisa membuat orang
bahagia.
0 komentar :
Posting Komentar