Minggu, 30 Desember 2012


FRANKENWEENNIE (ready stock)


SINOPSIS :

Sutradara Tim Burton kembali membesut sebuah film dengan ciri khasnya. Kali ini bekerja sama dengan Walt Disney Pictures, ia mempersembahkan ‘Frankenweenie’.
Sebelum menyutradarai film pertamanya pada pertengahan dekade 1980an, Tim Burton pernah menyutradarai pementasan drama komedi berdurasi 30 menit, Frankenstein, untuk Disney.
Film Frankenweenie ini seperti menjadi prequel bagi cerita Frankenstein yang kita kenal. Cerita asli Frankenstein sendiri diangkat dari novel ‘Frankenstein; or, The Modern Prometheus’ yang ditulis oleh Mary Shelley.
Ceritanya mengenai seorong tokoh bernama Victor Frankenstein, seorang ilmuwan jenius yang terobsesi menghidupkan makhluk ciptaannya.
Jauh sebelum menciptakan sesosok monster, dikisahkan Victor (Charlie Tahan) kecil yang masih berusia 11 tahun pernah memiliki seekor anjing setia bernama Sparky.
Victor sangat menyayangi peliharaannya itu, bahkan sehari-harinya selain untuk melakukan uji coba ilmiah, lebih banyak dihabiskan bermain bersama Sparky, bukan bersama teman-teman sebayanya.
Tidak bisa dibayangkan bagaimana sedihnya Victor ketika Sparky mengalami musibah tertabrak mobil dan mati. Hari-harinya menjadi kelabu.
Namun, sebuah gagasan cemerlang datang ketika melihat guru IPA-nya, Tn. Rzykruski (Martin Landau) menunjukkan bangkai seekor kodok yang dialiri listrik dapat bergerak.
Gurunya menjelaskan bahwa otot dan syaraf makhluk hidup bisa terus aktif setelah mati jika dialiri arus listrik. Hal ini membuat Victor bersemangat untuk menghidupkan kembali Sparky dan berhasil. Namun, semuanya berjalan tidak seperti yang ia harapkan.
Selain menghadapi kepanikan penduduk kota, Victor juga menghadapi kenyataan bahwa teman-teman sekolahnya mengetahui rahasianya dan berupaya menghidupkan kembali binatang peliharaan mereka masing-masing.
Uniknya, salah seorang teman Victor, Toshiaki (James Hiroyuki Liao), menghidupkan kembali seekor kura-kura bernama Shelley (seperti nama sang pengarang novel sebagai penghargaan atas karyanya).
Film ini sendiri kembali menggunakan teknologi stop-motion seperti yang pernah dilakukan Tim sebelumnya dalam beberapa film sebelumnya, seperti The Nightmare Before Christmas (1993) dan Corpse Bride (2005).
Gaya penceritaan Tim yang kelam juga dipertahankan di film ini. Mood ini juga diperkuat dengan tampilan film yang hitam putih, tanpa warna.
Satu catatan adalah penampilan cameo Cristopher Lee, yang sekilas tampak di layar televisi dalam perannya sebagai Dracula di film Dracula: Prince of Darkness (1965). Dengan caranya sendiri, Tim menyampaikan sebuah kisah kasih sayang tanpa batas yang berakhir seperti film Disney pada umumnya.
LIHAT TRAILER :

0 komentar :

Posting Komentar

Translate

5. Simpan widget dan preview Blog Anda
blogger. Diberdayakan oleh Blogger.

Template by:
Free Blog Templates