SINOPSIS :
Bersetting di New York, Amerika Serikat, tiga orang
remaja Thailand bernama Jack (Pachara Chirathivat), Bee (Jarinporn Junkiet) dan
Pam (Pataraya Krueasuwansiri) memutuskan untuk menghabiskan malam tahun baru
mereka di apartemennya dengan cara menghisap ganja. Kehabisan ‘bahan bakar’,
Jack lalu menelepon seorang pengedar ganja bernama Jesus untuk mengantarkan
ganja yang dimaksud ke apartemen mereka. Maka tepat pukul sembilan malam, Jesus
mengetuk pintu apartemen mereka, tidak lama setelah itu, mereka berpesta sampai
teler dengan ganja terbaik milik Jesus, permasalahannya adalah, Jesus tidak
hanya mengantarkan ganja saja kepada Jack, Bee dan Pam, tapi juga mengantarkan
‘keadilan’ yang diproyeksikan dengan kekerasan yang teramat sangat mengejutkan
bagi ketiga remaja yang ternyata memiliki masa lalu kelam ini.
Satu hal yang tersirat ketika saya menonton film ini, yaitu Funny Games. Ya, bagaikan Funny Games dimana ada dua
orang psikopat datang ke rumah orang secara random dan meneror keluarga yang di
dalamnya sampai tewas, di Countdown, dua psikopat tersebut digantikan oleh
Jesus, dan orang rumahan digantikan oleh tiga remaja durhaka di apartemen
terlantar di New York. Sama halnya seperti Funny Games, kedatangan Jesus
tidak langsung ‘memanaskan’ situasi, dibangun perlahan, membuat penghuni
apartemen tersebut merasa nyaman dengan kehadirannya, tapi tiba-tiba saja,
BAMMM! Keadaan berubah drastis, dimana Jack, Bee dan Pam disiksa habis-habisan
oleh Jesus sebelum tahun berganti menjadi tahun 2013.
Termasuk film Thailand yang cukup mengejutkan bagi saya,
karena tema yang diusung mulai beda dari film Thailand biasanya yang didominasi
oleh horor brutal dan rom-com sederhana. Nuansa thriller yang
tersaji di Countdown dibangun dengan cukup baik, tidak terlalu berdarah-darah
seperti film psikopat pada umumnya, tapi lumayan menyiksa mental para penonton
yang terus mengira-ngira, kira-kira siksaan apalagi yang akan Jesus berikan
kepada tiga remaja helpless tersebut.
Tapi uniknya, ternyata ada ‘sesuatu’ yang ingin diangkat
oleh sang sutradara disini, bukan masalah brutalnya Jesus dalam menyiksa tiga
remaja ini, melainkan ada pesan sederhana yang mempunyai makna seperti resolusi
tahun baru, dimana istilah “tahun baru, hidup baru, harapan baru dan semangat
baru” itu bukan hanya terucap lewat mulut saja tapi harus dibuktikan dengan
tindakan nyata, dan Jesus adalah sang pembawa pesan tersebut, untuk
mengingatkan ketiga remaja Thailand yang mempunyai aksen bahasa Inggris lucu
ini agar sadar bahwa perbuatan yang mereka lakukan setahun kebelakang benar-benar
useless dan merugikan banyak orang.
Tidak heran banyak yang menyebut film Countdown sebagai film
slasher yang kental dengan muatan religius di dalamnya, brutal tapi mempunyai
tujuan mulia, bahkan bisa membuat penontonnya merenung setelah film ini selesai,
apalagi bagi yang menonton film ini di malam tahun baru kemarin seperti yang
saya lakukan. Tidak aneh Countdown diputar tepat dua jam sebelum pergantian
tahun, bukan sekedar gimmick semata, tapi esensi film ini jadi makin terasa
oleh saya pribadi ketika menikmati film ini tanggal 31 desember kemarin. Well,
sebuah pekerjaan luar biasa dari Nattawut Poonpiriya yang berhasil menyajikan
film thriller unik ala Thailand yang tetap mempunyai muatan positif di
dalamnya. Tahun baru, hidup baru, harapan baru dan semangat baru, jangan cuma
diucapkan, tapi lakukan! Sekali lagi, selamat tahun baru guys!
0 komentar :
Posting Komentar